Senin, 21 Mei 2012

NERACA SALDO Neraca Saldo adalah daftar yang berisi saldo-saldo dari seluruh rekening yang ada di dalam buku besar pada suatu saat tertentu. Tujuan pembuatan Neraca Saldo adalah : 1. Untuk menguji kesamaan debit dan kredit di dalam buku besar 2. Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan Proses Pembuatan Neraca Saldo : 1. Pertama-tama jumlahkan kolom debit dan kredit semua rekening yang terdapat di buku besar. 2. Tuliskan hasil penjumlahan tersebut pada kolom yang sesuai dalam rekening yang bersangkutan. 3. Hitunglah saldo semua rekening yang terdapat dalam buku besar, yaitu dengan cara mencari selisih jumlah kolom debit dan jumlah kolom kredit yang yang telah dilakukan pada nomor 2. 4. Susunlah Neraca Saldo yang berisi nama-nama semua rekening yang terdapat dalam buku besar beserta saldonya masing-masing yang telah ditentukan pada nomor 3. Berikut adalah contoh Neraca Saldo Perusahaan Sekar Wangi per 31 Mei 2007. PERUSAHAAN SEKAR WANGI NERACA SALDO PER 31 MEI 2007 (dalam Ribuan Rupiah) NOMOR REKENING NAMA REKENING Saldo Debit Kredit 100 Kas 5.400 120 Piutang Usaha 600 130 Bahan Habis Pakai 1.000 170 Kendaraan 15.000 175 Perabot Kantor 5.000 200 Hutang Wesel 0 250 Modal Tuan Ubaid 26.000 290 Prive Tuan Ubaid 500 300 Pendapatan Jasa 1.500 27.500 27.500 Neraca Saldo Neraca Saldo Keterangan Debet Kredit Kas Rp.326.250.000 - Hutang Usaha - Rp.13.700.000 Perlengkapan Rp.35.700.000 - Modal - Rp.470.000.000 Biaya Iklan Rp.30.000.000 - Biaya Sewa Rp.20.500.000 - Biaya Listrik Rp.1.750.000 - Biaya Gaji Rp.42.500.000 - Prive Rp.12.000.000 - Peralatan Rp.15.000.000 - Rp.483.700.000 Rp.483.700.000 Neraca Saldo yang benar menuntut kesamaan keseluruhan jumlah pendebitan dengan keseluruhan jumlah pengkreditan. Pada kasus Perusahaan Sekar Wangi di atas, Neraca Saldo per 31 Mei 2007 sudah menunjukkan jumlah yang sama antara kedua sisi debit kreditnya. Sehingga Neraca saldo tersebut adalah benar dan proses pemindahan transaksi dari jurnal ke rekening juga benar. Meskipun begitu, belum tentu jumlah yang sama antara sisi debit dan kredit menjamin bahwa sesuatu Neraca Saldo sudah seratus persen benar. Ada beberapa kesalahan yang tidak tampak pada Neraca Saldo, karena kesalahan tersebut tidak mempengaruhi kesamaan debit dan kredit Neraca Saldo. Beberapa tipe kesalahan tersebut adalah : 1. Suatu transaksi tidak dicatat dalam jurnal. Misalnya suatu transaksi penjualan jasa lupa tidak dicatat, maka tidak ada pendebitan dan pengkreditan yang bersangkutan dengan transaksi tersebut. Akibatnya jumlah keseluruhan sisi debit dan sisi kredit yang dicatat tetap pada posisi seimbang. 2. Suatu transaksi dicatat dalam jurnal dengan satuan uang yang salah. Misalnya transaksi penjualan jasa sebesar Rp.150.000 secara tunai dicatat Rp.105.000. Transaksi tersebut dicatat pada Kas sisi debit sebesar Rp.105.000 dan pada Penjualan sisi Kredit dalam jumlah yang sama yaitu Rp.105.000. Dengan demikian posisi antara debit dan kredit tetap seimbang. 3. Satu transaksi dicatat dalam jurnal lebih dari satu kali. Misalnya transaksi penjualan jasa sebesar Rp.150.000 dicatat dua atau tiga kali, maka terdapat dua atau tiga kali pendebitan dan pengkreditan dalam jumlah yang sama, masing-masing Rp.150.000. Sudah tentu kejadian ini tidak mempengaruhi kesamaan antara sisi debit dan sisi kredit. 4. Suatu transaksi dicatat dalam jurnal pada rekening yang tidak semestinya. Misalnya transaksi penjualan jasa sebesar Rp.150.000 tunai, dicatat pada rekening Piutang Usaha di sisi debit dan Penjualan di sisi kredit. Sekalipun pencatatan pada rekening Piutang Usaha adalah keliru, namun ia tidak berpengaruh terhadap keseluruhan jumlah di sisi debit. Dan karena sudah dilakukan pengkreditan yang benar maka sisi debit dan sisi kredit tetap dalam jumlah yang sama. Kesalahan-kesalahan di atas tidak akan tampak pada Neraca Saldo, meskipun ada pengaruh yang bermakna dari keempat kesalahan tadi. Secara ringkas dapat disimpulkan sbb : 1) Suatu transaksi yang tidak dicatat akan menyebabkan jumlah keseluruhan pendebitan dan pengkreditan lebih kecil sejumlah nilai transaksi yang tidak dicatat. 2) Suatu transaksi yang dicatat salah menyebabkan rekening-rekening yang bersangkutan tidak menunjukkan saldo yang semestinya, bisa terlampau besar dan dapat pula terlampau kecil. 3) Pencatatan suatu transaksi lebih dari satu kali menyebabkan jumlah yang tercantum dalam suatu rekening dan saldo akhirnya terlampau besar atau terlampau kecil. 4) Pencatatan transaksi ke rekening yang salah menyebabkan suatu transaksi akan dihitung terlampau besar dan rekening pengimbangnya dihitung terlampau kecil. Ada beberapa tindak pencegahan yang perlu dilakukan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang telah disebutkan di atas sbb : 1) Menganalisa elemen-elemen yang akan dipengaruhi oleh sesuatu transaksi, apakah itu aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya. 2) Menganalisa pengaruh suatu transaksi kepada elemen yang bersangkutan, apakah transaksi tersebut akan menambah atau mengurangi elemen tersebut. 3) Menganalisa pendebitan dan pengkreditan yang semestinya dilakukan, apakah sesuatu tambahan pada elemen tertentu harus dicatat pada sisi debit ataukah pada sisi kredit. 4) Menguji kebenaran posting yang dilakukan, dengan membandingkan angka-angka pada jurnal dengan yang tercantum pada rekening. Di sinilah letak pentingnya pemberian referensi yang baik, sehingga memudahkan pemeriksaan ulang terhadap posting. 5) Menguji ulang kesamaan antara keseluruhan jumlah debit dengan keseluruhan jumlah kredit dalam jurnal. 6) Menyusun daftar rekening pada Neraca Saldo secara urut sesuai dengan nomor tiap-tiap rekening. 7) Memeriksa posisi angka khususnya tanda titik yang memisahkan posisi ribuan, jutaan, milyaran dan seterusnya serta tanda koma yang menunjukkan pecahan desimal, sehingga tidak terjadi salah meletakkan tanda tersebut. NERACA LAJUR (WORKSHEET) PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Jurnal Buku Besar Neraca Laporan Saldo Keuangan Jurnal Neraca Penyesuaian Lajur TUJUAN PEMAKAIAN NERACA LAJUR  Neraca Lajur: suatu kertas berkolom-kolom (berlajur-lajur) yang dirancang untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan dengan cara yang sistematis.  Neraca lajur bukan catatan akuntansi maupun laporan keuangan, tetapi kertas kerja untuk membantu menyusun laporan keuangan.  Tujuan pembuatan Neraca Lajur: 1. Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan 2. Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data penyesuaian, sehingga merupakan persiapan sebelum disusun laporan keuangan yang formal. 3. Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam membuat jurnal penyesuaian. BENTUK NERACA LAJUR Merupakan kelanjutan dari Neraca Saldo Setelah Disesuaikan, yaitu sbb: Perusahaan " ABC" Neraca Lajur Untuk Tahun yang berakhir tanggal 31 Desember xxxx Nama Rekening Neraca Saldo Penyesuaian Neraca Saldo Setelah Disesuaikan Laporan Rugi-Laba Neraca Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit PROSES PENYUSUNAN NERACA LAJUR 1. Masukkan saldo-saldo rekening buku besar ke dalam kolom neraca saldo pada formulir neraca lajur 2. Masukkan ayat-ayat jurnal penyesuaian ke dalam kolom penyesuaian 3. Mengisi kolom neraca saldo setelah disesuaikan 4. Memindahkan jumlah-jumlah di dalam kolom neraca saldo setelah disesuaikan ke dalam kolom rugi-laba atau kolom neraca 5. Menjumlahkan kolom rugi laba dan kolom neraca, memasukkan angka laba bersih atau rugi bersih sebagai angka pengimbang ke dalam kedua pasang kolom di atas dan menjumlahkan kembali kolom-kolom tersebut PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DARI NERACA LAJUR  Informasi yang diperlukan untuk menyusun neraca dan laporan rugi laba telah tersedia di neraca lajur.  Laporan rugi-laba disusun dengan mengambil data yang tercantum dalam kolom rugi-laba.  Neraca disusun dengan mengambil data yang tercantum dalam kolom neraca. Contoh: Kasus Foto Studio "Warna" pada pokok bahasan "PENYESUAIAN" Proses penyusunan Neraca Lajur dan Laporan Keuangannya adalah sbb: diberikan pada waktu tatap muka LATIHAN SOAL Berikut ini data keuangan Perusahaan "Sumber Rezeki" pada tanggal 31 Desember 2003 Perusahaan "Sumber Rezeki" Daftar Saldo Per 31 Desember 2003 Nama Rekening Saldo Kas Surat Berharga Bahan Habis Pakai Utang Usaha Biaya Gaji Piutang Usaha Kendaraan Biaya Listrik, Air, dan Telepon Biaya Sewa Pendapatan Jasa Pendapatan Bunga Utang Wesel Biaya Lain-lain Modal, Sri Rezeki Prive, Sri Rezeki Perangkat Kantor Premi Asuransi Dibayar di Muka Rp 9.080.000,- 10.000.000,- 360.000,- 9.600.000,- 9.000.000,- 1.200.000,- 10.800.000,- 960.000,- 1.400.000,- 25.200.000,- 1.680.000,- 1.800.000,- 120.000,- 12.000.000,- 1.840.000,- 4.800.000,- 720.000,- Informasi penyesuaian : a) Berdasarkan perhitungan fisik pada tanggal 31 Desember 2003, bahan habis pakai yang tersisa adalah Rp 56.000,- b) Para karyawan masih berhak atas gaji sebesar Rp 300.000,- yang belum dibayar oleh perusahaan. c) Biaya listrik, air yang masih terutang Rp 40.000,- d) Kendaraan ditaksir umur ekonomisnya adalah 5 tahun, dan disusut setiap tahun dengan jumlah yang sama, yaitu 20% dari harga perolehan. e) Perangkat kantor dibeli dan mulai digunakan pada 1 Januari 2003, ditaksir umur ekonomisnya 5 tahun dan disusut dengan tata urutan sbb: 1) Tahun I 5/15 dari harga perolehan 2) Tahun II 4/15 dari harga perolehan 3) Tahun III 3/15 dari harga perolehan 4) Tahun IV 2/15 dari harga perolehan 5) Tahun V 1/15 dari harga perolehan f) Bunga tahun ini yang baru akan diterima pada tahun operasi berikutnya adalah Rp 500.000,- g) Ditaksir 2% dari keseluruhan jumlah piutang usaha tidak dapat ditagih. h) Bunga tahun ini yang baru akan dibayar tahun berikutnya berjumlah Rp 300.000,- Diminta: Buatlah Neraca Lajur, jurnal penyesuaian (dalam bentuk jurnal umum), dan Laporan keuangan Perusahaan "Sumber Rezeki"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar